perkandangan sapi dan domba

PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu peternakan. Sarana fisik tersebut antara lain kantor pengelola, gudang, kebun hijauan pakan, dan jalan.  Kandang sangat berpengaruh dalam produktifitas ternak baik itu kambing maupun sapi. Kandang yang baik berfungsi sebagai pelindungi ternak dari hewan – hewan pemangsa atau hewan penganggu, mngontrol ternak agar tidak merusak tanaman dan fasilitas lain di lokasi peternakan. Kandang membatasi gerak kambing atau sapi yang dapat menyita energi, energi yang terbuang diharapkan dapat menghasilkan daging untuk ternak potong dan susu untuk ternak perah. Selain itu, kandang memudahkan peternak dalam memelihara, pemberian pakan dan mengontrol kesehatan ternak.

2.    Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui struktur kandang sapi dan domba yang baik.









TINJAUAN PUSTAKA
1.    Kandang
Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu peternakan. Sarana fisik tersebut antara lain kantor pengelola, gudang, kebun hijauan pakan, dan jalan. 
Secara umum kandang berfungsi untuk menghindari ternak dari terik matahari, hujan, angin kencang secara langsung, menghindari ternak membuang kotoran sembarangan, mempermudah dalam pengelolaan dan pengawasan terhadap penggunaan pakan, pertumbuhan, dan gejala penyakit, menjaga kehangatan ternak saat malam hari atau musim dingin, serta gangguan binatang buas dan pencuri (Sudarmono, 2011).
Menurut Yohan Efendi (THL-TB PP BP3K  Bansari Temanggung), Agar ternak dapat berproduksi secara optimal maka kandang harus mampu memberikan tempat yang nyaman bagi ternak. Dalam pembuatan kandang ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan yaitu faktor biologis, faktor teknis dan ekonomis. Masing-masing faktor dijelaskan sebagai berikut:

a.       Faktor Biologis
Faktor biologis ternak yang perlu di pertimbangkan adalah sensitifif atas respon ternak terhadap unsur iklim. Misal ternak yang sensitif terhada panas maka perlu merancang kandang agar tidak menyebabkan iklim didalam kandang panas. Hal ini bertujuan agar ternak dapat berproduksi secara optimal.

b.      Faktor Teknis
Kandang ternak perlu dibuat kuat agar dapan memberikan fungsi dengan baik. Konstruksi, bahan dan tata letak bangunan harus di hitung berdasarkan perhitungan arisitektur yang sesuai.


c.       Faktor Ekonomis
Tujuan pemeliharaan ternak adalah memberikan nilai ekonomi bagi peternak pemeliharanya. Semua faktor dalam proses pengelolaan ternak juga harus dipertimbangkan secara ekonomi. Kandang yang merupakan investasi tetap dan jangka panjang harus dibuat yang kuat tetapi menggunakan bahan bangunan yang tidak terlalu mahal. Efi siensi penggunaan bangunan dilakukan dengan mengatur tata letak, dan merancang kapasitas bangunan dengan baik. Peralatan diperlukan peternak sebagai wahana kegiatan budidaya ternak dan alat bantu untuk meningkatkan produktifitas peternak yang berfungsi menurunkan biaya tenaga kerja. Sebagai wahana kegiatan budidaya peralatan terdiri dari tempat pakan, minum, peralatan kesehatan ternak dan lain-lain. Peralatan peningkatan produktifitas terdiri dari mesin pembuatan pakan, alat transportasi, mesin pemanen hasil ternak dan lain-lain.

2.    Kandang Sapi
Kandang sangat diperlukan dalam usaha pembibitan dan penggemukan sapi potong ataupun sapi perah. Ukuran kandang yang digunakan sebaiknya disesuaikan dengan jumlah sapi yang dipelihara dan perencanaan ke depannya. Menurut drh. Samsul Fikar & Dadi Ruhyadi di dalam bukunya, Buku Pintar Beternak & Bisnis Sapi Potong, kandang yang baik dan benar harus memenuhi dan memperhatikan beberapa persyaratan yaitu letak dan arah kandang, ukuran kandang dan konstruksi kandang yang meliputi lantai, dinding, atap, lorong atau selasar, selokan, bak pakan dan minum.

3.        Kandang Kambing dan Domba
Menurut Ika (2012), Kandang sangat berpengaruh dalam produktifitas ternak kambing. Kandang yang baik berfungsi sebagai pelindungi ternak dari hewan – hewan pemangsa atau hewan penganggu, mngontrol ternak agar tidak merusak tanaman dan fasilitas lain di lokasi peternakan. Kandang membatasi gerak kambing yang dapat menyita energi, energi yang terbuang diharapkan dapat menghasilkan daging untuk ternak potong dan susu untuk ternak perah. Selain itu, kandang memudahkan peternak dalam memelihara, pemberian pakan dan mengontrol kesehatan kambing/ domba.
Dalam pembuatan kandang kambing atau domba persyaratan yang perlu diperhatikan yaitu, lokasi kandang harus jauh dari pemukiman warga, agar tetap tenang dan aman, konstruksi kandang cukup kuat dan tahan lama, usahakan menghadap sinar matahari, agar kandang tetap terang, tidak lembab dan mudah dibersihkan, ventilasi yang baik, sebaiknya kandang dibuat sistem panggung, lantainya dibuat dari kayu atau bambu dengan ketinggian ½ m di atas tanah. Kandang kambing atau domba terdiri atas tipe kandang lemprak dan kandang panggung, sedangkan jenis kandang yaitu kandang koloni atau kelompok, kandang individu, kandang jantan, kandang induk dan kandang pembesaran. Konstruksi kandang kambing atau domba yang harus diperhatikan adalah atap, dinding, lantai, kerangka, ruang kandang, selasar, tempat pakan, kolong dan tempat penampung kotoran.


















MATERI DAN METODE

1.    Waktu dan Tempat
   Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis 26 September 2012 jam 14.00-17.20, bertempat di kandang sapi dan domba kampus Diploma IPB Gunung Gede.

2.    Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah meteran untuk mengukur kandang dan alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kandang sapi dan kandang domba atau kambing.

3.    Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adalah semua komponen kandang sapi dan domba atau kambing diukur dengan menggunakan meteran termasuk lahan pakan segar pada sapi dan lahan disamping kandang domba.














PEMBAHASAN
1.    Kandang Sapi
Dalam pembangunan kandang atau perkandangan diperlukan perencanaan yang seksama. Perencanaan tersebut perlu dipertimbangkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dari sebuah bangunan perkandangan. Kandang yang memiliki persyaratan akan membuat usaha ternak semakin baik. Karena dengan semakin baiknya persyaratan kandang, ternak yang dipelihara akan semakin sehat (Purbowati & Rianto, 2009).
Menurut drh. Samsul Fikar & Dadi Ruhyadi di dalam bukunya, Buku Pintar Beternak & Bisnis Sapi Potong, kandang yang baik dan benar harus memenuhi beberapa persyaratan berikut ini.

a.    Letak dan Arah Kandang
Menurut pengalaman penulis di lapangan, pertumbuhan bobot badan sapi dengan kandang (bagian kepala sapi) yang menghadap ke timur lebih baik dibandingkan dengan sapi yang kandangnya menghadap arah lain. Maka, jika membangun kandang tunggal, sebaiknya dibuat menghadap ke timur. Namun, jika membangun kandang ganda, buatlah membujur utara - selatan. Adapun kandang sapi yang kami ukur tersebut termasuk kandang ganda tail to tail dengan arah membujur utara –selatan. Dengan demikian kandang tersebut telah memenuhi persyaratan kandang sapi dalam hal arah kandang. Namun dalam hal letak kandang, kandang tersebut tidak memenuhi persyaratan karena letaknya berada disekitar perumahan dan banyak orang. Hal ini dapat dimaklumi karena ternak sapi tersebut digunakan untuk praktikum mahasiswa.




b.     Ukuran Kandang
Ukuran kandang harus disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi dan jenis kandang yang digunakan, apakah kandang individu atau kandang kelompok. Umumnya, kebutuhan luas kandang sapi per ekor sekitar 1.5 m x 2.5 m, 1.5 x 2 m, atau 1 x 1.5 m. Apa pun jenis kandang yang dibuat, baik kandang kelompok ataupun individu, peternak harus memenuhi kebutuhan luas kandang per ekor tersebut. Adapun ukuran kandang sapi individu yang kami ukur berukuran panjang 2.6 m dan lebar 1.5 m. Dengan demikian kandang tersebut telah memenuhi ukuran kandang yang dibutuhkan per ekor sapi, karena hasil pengukuran tersebut sesuai dengan pernyataan di atas.

c.    Konstruksi Kandang
Konstruksi kandang harus kuat serta terbuat dari bahan- yang ekonomis dan mudah diperoleh. Di dalam kandang harus ada drainase dan saluran pembuangan Iimbah yang mudah dibersihkan. Tiang kandang sebaiknya dibuat dari kayu berbentuk bulat agar Iebih tahan lama dibandingkan dengan kayu berbentuk kotak. Selain itu, kayu bulat tidak akan melukai tubuh sapi, berbeda dengan kayu kotak yang memiliki sudut tajam. Berdasarkan pernyataan tersebut kandang sapi yang kami ukur kurang baik, karena tiang kandang tersebut terbuat dari kayu yang berbentuk kotak. Sehingga hal ini akan memungkinkan ternak terluka dan kandang tersebut tidak tahan lama.
Lantai kandang sapi biasanya dibuat dari bahan semen atau tanah yang dipadatkan dan dibuat lebih tinggi dari lahan sekitarnya. Lantai bisa dialasi jerami, karpet, kayu datar, papan, atau serbuk gergaji. Pemberian alas bertujuan agar kaki dan tubuh sapi tidak terluka terkena lantai semen yang kasar. Pemberian alas juga membuat kaki dan tubuh sapi tidak mudah kotor serta tidak terserang kuman penyakit. Selain itu, lantai yang diberi alas juga menjadi tidak cepat rusak akibat tergerus kaki sapi. Lantai kandang harus kuat, tidak licin, dan dibuat dengan kemiringan 15 derajat ke arah selokan di belakang sapi untuk mempermudah penampungan kotoran sapi dan pakan yang jatuh. Adapun kandang sapi yang kami ukur lantainya terbuat dari bahan semen tetapi tidak menggunakan alas. Dengan demikian kandang tersebut kurang baik untuk sapi tersebut, karena hal ini akan memudahkan sapi terserang penyakit. Adapun Kemiringan kandang tersebut sesuai dengan pernyataan di atas karena kemiringannya adalah sekitar 14 derajat ke arah selokan.
Dinding kandang tidak boleh tertutup seluruhnya, harus dibuat terbuka sebagian agar sirkulasi udara di dalam kandang lancar. Bahan yang digunakan sebagai dinding bisa berupa tembok beton, papan, kayu, bambu, dan bilik bambu. Kadang, dinding kandang hanya berupa tempat minum dan tempat pakan yang dibuat setinggi 0.5-1 meter dari permukaan tanah.
Atap kandang bisa terbuat dari bahan asbes, genting, rumbia, atau seng. Kandang untuk sapi potong bisa menggunakan atap dari asbes, karena sapi potong lebih tahan terhadap panas. Adapun atap kandang sapi yang kami amati terbuat dari bahan genting, sehingga bisa menahan panas. Kandang sapi juga boleh tidak menggunakan atap alias terbuka. Kandang terbuka yang beratapkan langit ini biasanya digunakan untuk memelihara sapi bunting atau bakalan yang baru datang di peternakan. Kandang seperti ini membantu betina bunting untuk berlatih agar proses melahirkan bisa lancar. Di kandang individu, biasanya terdapat lorong di tengah kandang sebagai area lalu lintas peternak atau pekerja untuk memberi pakan atau minum sapi. Lorong ini biasanya berukuran 0.5--1 meter dan dibuat dari bahan semen. Lantai semen sebaiknya diberi corak garis-garis agar tidak licin.

Selokan berfungsi sebagai tempat pembuangan kotoran. Selokan biasanya dibuat dengan lebar 20-30 cm dan kedalaman 10-20 cm. Selokan ini dibuat di dalam kandang di bagian ekor sapi, baik itu di kandang tunggal maupun kandang ganda. Tujuannya, agar pekerja mudah membersihkan kotoran dan urine sapi. Adapun ukuran selokan kandang sapi yang kami ukur memiliki lebar 30 cm dan tinggi 23 cm. Dengan demikian selokan pada kandang tersebut sangat baik karena akan memudahkan dalam membersihkan kotoran dan urin.
Bak pakan dan bak air minum dibuat di depan kandang dengan perbandingan 2 : 1. Artinya, jika panjang bak pakan satu meter, maka panjang bak air minum setengah meter. Adapun tempat pakan sapi yang kami ukur memiliki panjang 90 cm dan tempat minumnya memiliki panjang 48 cm. Dengan demikian ukuran tempat pakan dan minum tersebut sesuai dengan persyaratan tersebut di atas memiliki perbandingan 2:1. Tempat pakan dan minum ini dibuat dari bahan semen atau papan kayu dengan dasar rapat agar pakan tidak mudah tercecer. Tempat minum tidak boleh bocor dan harus mudah dibersihkan.

d.   Model Kandang
Ada 2 macam model kandang sapi yaitu kandang bebas (loose housing) dan kandang konvensional (conventional/stanchion barn). Kandang bebas merupakan kandang terbuka tanpa penyekat antara ternak sehingga ternak bebas bergerak pada areal yang cukup luas. Kandang konvensional merupakan kandang yang diberi penyekat sehingga ternak tidak mempunyai kesempatan untuk bergerak bebas. Ada dua tipe kandang konvensional yaitu kandang tipe tunggal dan tipe ganda. Penempatan sapi dalam satu baris biasa dilakukan jika menggunakan kandang tipe tunggal. Kandang tipe ganda, penempatan sapi dilakukan dengan membuat dua baris atau jajaran dengan saling berhadapan atau saling bertolak belakang dan di antara kedua baris sapi itu dibuat jalur untuk jalan. Adapun kandang yang kami ukur termasuk kandang konvensional karena kandang tersebut diberi penyekat.
Sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu peternakan antara lain kantor pengelola, rumah karyawan, gudang, kebun hijauan pakan, jalan, reservoir air, dan tempat pembuangan kotoran. Kantor kelola merupakan pusat pengelolaan dan pengawasan peternakan dan administrasinya. Letaknya sebaiknya berada di depan lokasi kandang dengan jarak sekitar 25-50 m dari kandang. Rumah karyawan digunakan sebagai tempat tinggal karyawan guna pengawasan atau keamanan ternak dan lingkungannya. Gudang merupakan salah satu sarana dalam perkandangan. Gudang dapat digunakan  untuk menyimpan pakan maupun peralatan. Kebutuhan pakan bagi ternak sapi akan selalu terpenuhi dengan adanya gudang penyimpanan pakan . Kebun hijauan sangat diperlukan untuk menunjang pemenuhan pakan hijauan bagi ternak. Luasnya disesuaikan dengan jumlah ternak yang dipelihara. Kandang sapi yang kami ukur memiliki jumlah sapi 20 ekor dan memiliki kebun hijauan dengan ukuran 47,2 m x 37,5 m. Jalan berfungsi untuk mempermudah pengawasan dan pengontrolan lokasi. Reservoir dapat berupa bak tanam maupun menara air . Bak-bak penampung air ini berfungi untuk memenuhi kebutuhan air minum ternak, pembersihan kandang dan untuk memandikan ternak .Adapun bak penampung air pada kandang tersebut memiliki panjang 170 cm, lebar 70 cm dan tinggi 80 cm. Tempat pembuangan kotoran sangat penting dalam perkandangan. Jarak tempat pembuangan kotoran sekurang-kurangnya 10 m dari kandang. Adapun pada kandang sapi yang kami ukur tempat pembuangan kotoran terlalu dekat dengan kandang, hal ini akan mengganggu pernapasan ternak maupun pemelihara.
Secara umum, kandang sapi yang kami amati sudah memenuhi persyaratan kandang sapi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang telah kami ukur dan kemudian dibandingkan dengan referensi persyaratan kandang sapi yang baik yang kami dapatkan. Adapun perbandingan hasil pengukuran kami dengan  dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar 1.


Parameter yang diukur
Hasil pengukuran
referensi
keterangan
Arah kandang
Utara-selatan
Utara-selatan
sesuai
Ukuran kandang/ekor
2.6 x 1.5 m
2.5 x 1.5
sesuai
Kemiringan lantai
14 derajat
15 derajat
sesuai
Selokan
L=30 cm, T=23 cm
L=30 cm, T=20 cm
sesuai
Tempat pakan dan minum
2:1 à 90:48 cm
2:1
sesuai
Tabel 1.  Hasil Pengukuran Kandang Sapi


2.    Kandang Domba dan Kambing
Menurut Akhmad (2008) dalam Sukses Menggemukkan Domba, agar kandang yang akan digunakan dapat berfungsi maksimal, kandang harus dibangun dengan memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut:

a.    Konstruksi kandang
Kandang harus kuat, meskipun menggunakan bahan yang tidak seluruhnya baru. Tiang-tiang kandang diharapkan mampu menyangga keseluruhan bangunan kandang, sehingga dapat berfungsi baik dan tahan lama.
            Menurut Ika (2012) dalam Perkandangan Kambing dan Domba, Kontruksi kandang kambing meliputi : atap, dinding, lantai, kerangka, ruang kandang dan tempat pakan. Berikut ini adalah penjelasannya :
·         Atap
Atap kandang berguna untuk menghindarkan ternak dari air hujan dan terik matahari serta menjaga kehangatan di malam hari. Bahan atap dapat berupa genting, ilalang, daun kelapa atau daun tebu. Atap hendaknya dibuat miring 300 agar air hujan dapat mengalir lancar dan tidak terlalu rendah agar tidak panas. Teras kandang harus cukup lebar, agar tapias hujan tidak mengganggu ternak.
·         Dinding
Dinding kandang berguna untuk membentengi ternak agar tidak lepas, menahan angin, dan menahan suhu udara agar tetap nyaman. Dinding kandang domba terbuat dari papan, bilah bambu dan anyaman bambu. Pada daerah yang anginnya kencang, dinding tertutup rapat setinggi ternak, sehingga ternak kambing tidak terkena angin secara langsung. Adapun kandang kambing dan domba yang kami amati terbuat dari bahan kayu.
·         Lantai
Lantai kandang tipe lempark dapat terbuat dari tanah yang dipadatkan, papan, anyaman bambu atau semen. Latai dibuat sedikit miring agar air kencing mudah mengalir keluar, sehingga tidak tergenang dan mengakibatkan becek. Lantai kandang tipe panggung dibuat dari bilah bambu atau kayu. Lebar bilah sekitar 3 cm dan jarak antar bilah sekitar 1,5 cm. Jarak antar bilah tidak boleh telalu rapat agar kotoran dapat jatuh ke kolong, tetapi tidak boleh terlalu longgar agar kaki kambing/ domba tidak terperosok ke bawah. Kandang kambing dan domba yang kami amati termasuk tipe panggung dan lantainya terbuat dari papan kayu dengan jarak antar papan yaitu 2 cm. Dengan demikian jarak lantai tersebut terlalu lebar. Hal ini akan menyebabkan kaki domba terperosok dan mengakibatkan luka.   Jarak lantai dari permukaan tanah 60 – 80 cm. Kandang kambing dan domba yang kami ukur memiliki tinggi panggung 40 cm, panggung tersebut berada diatas lantai semen dengan ketinggian 20 cm dari permukaan tanah. Dengan demikian tinggi lantai kandang tersebut sesuai dengan persyaratan kandang yang baik yaitu 60 cm di atas permukaan tanah.
·         Kerangka
Kerangka kandang terbuat dari bambu atau kayu. Kerangka kandang harus dibuat dengan bahan – bahan yang mempunyai kekuatan dan ketahanan yang lama.
·         Ruang kandang
Ruang kandang adalah tempat ternak dapat bergerak dengan leluasa. Luas kandang untuk kambing/ domba jantan adalah 1,20 × 1,40 m2, untuk kambing/ domba betina 1,00 × 1,50 m2. jika ruang kandang dibuat memanjang tanpa sekat, maka luas lantai per ekor dapat dikurangi.
·           Tempat pakan
Tempat pakan dapat dibuat dari papan atau bambu. Penempatannya dapat berada di dalam atau di luar ruang kandang (menempel pada salah satu sisi). Ukuran tempat pakan yang menempel diluar kandang yaitu : lebar dasar 25 cm; lebar atas 50 cm; tinggi 50 cm; lebar ruji – ruji tempat kepala 30 cm; tinggi dasa palung dari lantai 25cm. Adapun tempat pakan pada kandang domba atau kambing yang kami ukur memiliki tinggi 38 cm, panjang 65 cm (individu) dan 132 cm (kelompok), lebar tempat pakan 41 cm dan lebar jeruji tempat kepala 22 cm.
·         Kolong
Kolong kandang digali sedalam kurang lebih 20 cm di bagian pinggirnya dan pada bagian tengaha dibuat miring ke arah salah satu sisinya. Terdapat saluran yang mengarah ke saluran bak penampung. Dengan demikian bila hujan, kotoran akan mengalir ke luar kolong melalui saluran dan tertampung di bak penampung. Kotoran tersebut kemudian dapat diproses untuk pupuk kandang. Pada kandang domba yang kami amati kotoran langsung jatuh kebawah kandang, hal ini kurang baik karena dapat mengganggu pernapasan ternak maupun pemelihara karena kotoran tersebut akan menimbulkan amoniak.
·         Tempat penampung kotoran
Tempat penampung kotoran dibuat paling tidak berjarak 10 m dari kandang, agar tidak mengganggu kesehatan ternak.

Secara umum, kandang kambing dan domba yang kami amati masih banyak kekurangan dari persyaratan kandang domba yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang telah kami ukur dan kemudian dibandingkan dengan referensi yang kami dapatkan. Adapun hasil pengukuran kandang domba dan kambing dapat dilihat pada gambar 2.


















b. Jenis Kandang Domba
·         Kandang Koloni
Kandang koloni merupakan kandang yang tidak mempunyai penyekat atau kalau disekat ukurannya relatif luas agar dapat memelihara beberapa kambing/ domba sekaligus. Kandang ini cocok untuk membesarkan bakalan atau memelihara betina calon induk dan induk kering (betina yang tidak bunting atau menyusui).
Luas kandang disesuaikan dengan ukuran tubuh ternak dan jumlah tenak dipelihara yaitu Kambing bakalan umur 3 – 7 bulan memerlukan luas lantai 0,5 m2/ ekor,  Bakalan umur 7 – 12 bulan memerlukan luas lantai 0,75 m2/ ekor dan Betina dewasa/ calon induk umur > 12 bulan memerlukan luas lantai 1 m2/ekor.
·         Kandang Individual
Kandang individu merupakan kandang yang disekat – sekat sehingga hanya cukup untuk 1 ekor kambing/ domba. Model kandang seperti ini dipakai untuk membesarkan kambing/ domba bakalan dan menggemukan kambing/ domba afkir yang kurus. Kandang yang relatif sempit mengurangi ruang gerak ternak, dengan demikian perkembangan ternak dapat diharapkan berlangsung dengan cepat.
·         Kandang Jantan
Kandang pejantan juga berfungsi sebagai tempat mengawinkan ternak secara terarah. Selain sebagai tempat hunian pejantan secara soliter (individu), sewaktu-waktu kandang ini juga dapat digunakan untuk mencampur induk betina yang sedang birahi dengan pejantan yang bertugas sebagai pemacek. Luas kandang pejantan sekitar 2.5-3 m2 per ekor.
·         Kandang Induk
Kandang induk diisi oleh induk kambing yang hendak dan baru melahirkan anak. Dengan adanya kandang khusus ini diharapkan induk kambing dapat menjaga kandungan dan mengasuh anaknya dengan baik sampai tiba saatnya anak kambing disapih dan tidak terganggu oleh kambing lain saat menyusui anaknya. Sesudah anak selesai disapih, kandang dibersihkan dan bisa diisi penghuni baru secara bergilir. Seekor induk kambing memerlukan luas lantai sekitar 1.0 m x 1.5 m atau 1.5 m2 dan anaknya 0.2 m x 0.2 m atau 0.04 m2 per ekor.
·         Kandang Pembesaran
Kandang pembesaran digunakan untuk memelihara anak kambing setelah disapih sampai mencapai usia remaja. Pemeliharaannya dapat dilakukan secara berkelompok (massal) atau secara individu (tunggal, per ekor).
Pemeliharaan kambing secara berkelompok tidak memerlukan sekat (pagar, dinding pembatas) di dalam ruang kandang. Pemeliharaan kambing secara individu, memerlukan sekat-sekat pembatas mirip kotak di dalam ruang kandang. Setiap kotak dihuni untuk satu ekor kambing saja.
Di kandang pembesaran inilah kambing muda digemukkan sampai waktunya dipotong atau dijual. Aktivitas ternak yang diperbolehkan hanya makan, minum dan tidur sepuasnya. Kambing tidak akan melakukan kegiatan tidak perlu yang bisa menghambat pertumbuhan bila dimasukkan ke dalam kamar masing-masing. Misalnya saling berebut pakan atau berkelahi sesama kambing.
Kandang  pembesaran juga bisa berfungsi sebagai kandang koloni, yaitu untuk memelihara kambing betina remaja secara bersama-sama sebelum bunting, atau kambing jantan remaja (lepas sapih) sampai umur 6-7 bulan. Luas kandang yang dibutuhkan untuk pembesaran adalah 1-2 m2 per ekor. Untuk keperluan ini, sekat-sekat kandang dihilangkan. Untuk satu unit kandang dengan lantai seluas 100-120 m2, jumlah kambing maksimal yang bisa ditampung sebanyak 50-60 ekor.
Untuk penggemukan, bentuk kandang pembesaran yang digunakan ada dua macam, yaitu kandang koloni dengan kebutuhan luas lantai rata-rata 1.5 m2 per ekor dan kandang individual (kandang bateri) dengan ukuran 60-70 cm x 1-1.2 m. Umumnya, ternak yang dipelihara didalam kandang ini selama 1-3 bulan saja.





KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahsan di atas dapat disimpulkan bahwa:
·         Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam suatu peternakan.
·         Kandang berfungsi melindungi ternak.
·         Tiga faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan kandang yaitu faktor biologis, faktor teknis dan ekonomis.
·         Konstruksi kandang sapi yang harus diperhatikan meliputi lantai, dinding, atap, lorong atau selasar, selokan, bak pakan dan minum, dan tempat pembuangan kotoran.
·         Konstruksi kandang kambing atau domba yang harus diperhatikan adalah atap, dinding, lantai, kerangka, ruang kandang, selasar, tempat pakan, kolong dan tempat penampung kotoran.
·         Secara umum kandang sapi yang kami ukur telah memenuhi syarat-syarat kandang sapi yang baik, meskipun kandang tersebut sudah tua.
·         Secara umum, kandang kambing dan domba yang kami amati masih banyak kekurangan dari persyaratan kandang domba yang baik.














DAFTAR PUSTAKA

Fikar, S. dan Ruhyadi, D.  Buku Pintar Beternak & Bisnis Sapi Potong./ http://agromedia.net/Artikel/membangun-kandang-sapi-yang-baik-dan-benar.html/ diakses pada 30 september 2013.

Sodiq, A. 2008. Sukses Menggemukkan Domba. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Sudarmono, A.S dan Sugeng, B.Y. 2011. Beternak Domba. Jakarta: Penebar Swadaya.
Yohan, E. . Sistem Perkandangan Domba./

Styaningrum, I N. 2012. Perkandangan Kambing Dan Domba./http://ikaiku14.blogspot.com/2012/12/perkandangan-kambing-dan-domba.html/ di akses pada 30 september 2013.



















LAMPIRAN
1.      Kandang kambing dan domba








 


     





















d.      Kandang individu
 



c.       Kandang kelompok
 

 








                                                                              

     







f.       Tempat pakan
 


e.       Pengukuran tempat pakan
 

 


2.      Kandang sapi









b.      Kandang sapi tampak depan
 


a.       Kandang sapi bagian dalam
 
 
                                                                                     








 


                                                                             


c.       Tempat pakan dan minum
 
d.      Kandang individu
 
                                                                                







 
                                                                                    



e.       Bagian atap
 
f.       Selokan
 
                                                                                  









 



g.       Kandang sapi tampak samping
 
h.      Lahan pakan hijauan
 
                                               














Komentar

Postingan populer dari blog ini